## assalamualaikum wr wb Bismillah. Blog Kapilata Gara Zakat dan wakaf ##
Tampilkan postingan dengan label hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hikmah. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 November 2022

 Maksud Nasehat, Ingin Orang Lain Jadi Baik


عن جرير بن عبد الله رضي الله عنه قَالَ: بَايَعْتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم عَلَى إقَامِ الصَّلاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، والنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. 

Dari Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu,* ia berkata, “Aku pernah berbaiat (berjanji setia) pada Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam supaya menegakkan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada setiap muslim.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 57 dan Muslim no. 56).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Ini menunjukkan bahwa saling menasehati itu didasarkan karena kita muslim adalah bersaudara sehingga kita ingin agar saudara kita pun menjadi baik.

2- Dan juga menunjukkan bahwa bentuk kasih dan sayang terhadap sesama muslim adalah dengan saling menasehati.

3- Arti nasehat -menurut para ulama- adalah menginginkan kebaikan pada orang lain. Sebagaimana kata Al Khottobi rahimahullah

النصيحةُ كلمةٌ يُعبر بها عن جملة هي إرادةُ الخيرِ للمنصوح له

“Nasehat adalah kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada yang dinasehati” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 219).

4- Nasehat adalah engkau suka jika saudaramu memiliki apa yang kau miliki. Engkau bahagia sebagaimana engkau ingin yang lain pun bahagia. Engkau juga merasa sakit ketika mereka disakiti. Engkau bermuamalah (bersikap baik) dengan mereka sebagaimana engkau pun suka diperlakukan seperti itu.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 2: 400).

Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan,

المؤمن يَسْتُرُ ويَنْصَحُ ، والفاجرُ يهتك ويُعيِّرُ

“Seorang mukmin itu biasa menutupi aib saudaranya dan menasehatinya. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasa membuka aib dan menjelek-jelekkan saudaranya.”* (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 225).

5- Semoga Allah memberikan kita sifat saling mencintai sesama dengan saling menasehati dalam kebaikan dan takwa.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

1- Maksud nasehat adalah supaya orang lain menjadi baik. Ingatlah maksud nasehat adalah ingin orang lain menjadi baik. Jadi dasarilah niat seperti itu.

أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ

Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepada kalian, dan aku hanyalah pemberi nasihat yang dapat dipercaya bagi kalian. (Al-A'raf: 68)

2- Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah dengan menyebutkan bahwa manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, yakni rugi dan binasa. Maka dikecualikan dari jenis manusia yang terhindar dari kerugian, yaitu orang-orang yang beriman hatinya dan anggota tubuhnya mengerjakan amal-amal yang saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran. Yakni menunaikan dan meninggalkan semua yang diharamkan dan nasihat-menasihati supaya menetapi dalam kesabaran. Yaitu tabah menghadapi musibah dan malapetaka serta gangguan yang menyakitkan dari orang-orang yang ia perintah melakukan kebajikan dan ia larang melakukan kemungkaran.

وَالْعَصْرِ ،إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.

[Al-'Asr, ayat 1-3].

 Menikmati Takdir

Ada kawan punya mobil baru. Maksudnya baru beli bukan baru dari dealer. Tanpa kursus setir mobil ia berusaha belajar nyetir mandiri, lewat youtube.  Mulai dari menginjak gas dan rem dalam posisi mobil berhenti, lalu maju mandur dan jalan pelan-pelan. Dalam satu minggu ia sudah berani menyetir di jalan kampung.

Suatu hari ia dan keluarga harus pergi ke Bandung untuk acara keluarga, diteruskan ke Jakarta menghadiri undangan  acara tempatnya bekerja. Sadar diri karena hanya sopir antar kampung maka ia mengajak sopir profesional yang sudah terbiasa menyetir sampai Jakarta.

Hari itu kawan tadi melakukan perjalanan dari Solo-Bandung lewat jalan tol. Ketika sampai ruas tol Cipularang-Bandung sang sopir merasa kepalanya pusing. Lalu  minggir dan muntah-muntah. Bersamaan dengan itu ia menyerah tidak mampu lagi menyetir. Badannya gemetar kedinginan.

Tidak ada sopir cadangan di mobil itu. Penumpang laki-laki dewasa hanya dirinya dengan pak sopir. Selebihnya adalah ibu-ibu dan anak-anak. Mencari sopir pengganti tidak mungkin, apalagi di tengah jalan tol seperti itu. Para penumpang panik, bagaimana kelanjutan perjalanannya.

Kawan tadi sempat panik juga, tetapi kemudian ia tersenyum sambil berbisik dalam hatinya. “Inilah cara Allah memaksa saya menjadi sopir beneran. Logikanya  si sopir sakit bukan maunya sendiri. Dan ia bukan pura-pura sakit. Kalau mau marah, lalu siapa yang akan dimarahi. Marah kepada Allah ? Tentu tidak mungkin”. 

Maka dengan terpaksa kawan tadi nekat menyetir sendiri mobilnya. Sopir yang asli dipersilahkan tidur di jok belakang untuk istirahat. Bismillah, pelan-pelan ia kendalikan kendaraan itu sambil komat-komit berzikir. Tentu saja dengan penuh gemetar karena disalip oleh kendaraan lain yang melaju kencang.

The power of kepepet. Kawan tadi akhirnya berani menyetir di jalan tol. Menyusuri jalanan Bandung-Jakarta dan Jakarta-Solo. Dirinya naik tingkat dari sopir antar kampung menjadi sopir antar kota antar provinsi.

Begitulah perjalanan hidup manusia. Banyak etape yang sering kali bukan keinginan sendiri, bahkan sama sekali tidak terpikirkan sebelumnya. Ada orang yang bercita-cita menjadi TNI tetapi faktanya menjadi satpam. Ada yang ingin jadi pengusaha tetapi nyatanya menjadi buruh. Ada yang ingin jadi dokter tapi malah sering jadi pasien karena sakit-sakitan. 

Dalam pernikahan juga begitu. Ahmad mencintai Aminah tetapi ia menikah dengan Zulaihah. Sementara Pujiatun mencintai Bambang tetapi menikahnya dengan Joko Supomo. Mereka bertepuk sebalah tangan sehingga tidak sampai ke pelaminan. Kata Allah rumus perjodohan itu begini.

Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula ( An Nur: 26).

Dunia politik juga menarik. Silahkan saja Anis Baswedan ingin jadi presiden. Demikian pula Ganjar Pranowo, Erlangga Hartanto, Prabowo maupun mbak Puan. Tetapi ketahuilah presiden RI itu hanya satu. Siapa yang akan berkantor di istana merdeka tergantung kehendak rakyat dan persetujuan Allah. Karena pakem kekuasaan itu sudah digariskan.

Katakanlah Muhammad, “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki (Ali Imran: 26)

Dalam pandangan ahlus sunnah, manusia itu tidak mampu menentukan kehendaknya sendiri. Akan tetapi kolaborasi antara kehendak manusia dan kehendak Allah. Bahkan Rasulullah juga  begitu. Padahal ia adalah manusia yang paling dekat dengan Allah.

Suatu hari ada orang Yahudi bertanya kepada Nabi. “Wahai Muhammad, ceritakan kepada kami bagaimana kisah tentang Zulqarnaian”. Dengan pedenya Rasulullah saw menjawab, “Silahkan datang kepadaku lagi besok hari”.

Kisah Zulqarnain itu sudah ada pada kitab si penanya. Sehingga sebenarnya orang Yahudi itu hanya ngetes saja tentang kebenaran Muhammad sebagai Nabi. Sebab Rasulullah tidak pernah membaca kitab lain. Kalau ia mengerti berarti mendapatkan wahyu dari Allah.

Ternyata ditunggu sehari, dua hari sampai empat belas hari malaikat Jibril tidak datang. Padahal ia telanjur menjanjikan menjawab pertanyaan itu selang sehari saja. Karena beliau yakin Allah akan langsung menurunkan wahyu untuk menjawab masalah tersebut. Bisanaya memang begitu.

Begitulah, turunnya wahyu itupun bukan maunya Rasulullah saw, akan tetapi kehendak Allah swt. Maka kemudian Allah memberi pelajaran kepada Nabi dengan firmannya:

Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi, kecuali dengan mengatakan, “Insya Allah.” (Al Kahfi: 23-24) 

Setelah itu baru turun ayat tentang kisah zulqarnain. Akan tetapi 15 ayat yang menceritakan tentang Zulqarnain itu turun di hari ke lima belas pasca kedatangan orang Yahudi tersebut. Pada peristiwa ini kehendak  Allah berbeda dengan kehendak Rasul Nya.

Memadukan antara kehendak manusia dan kehendak Allah adalah rahasia ketenangan hidup. Manusia yang terlalu pecaya diri bahwa dirinya mampu melakukan kehendaknya sendiri akan terbentur dengan fakta yang sering kali tidak sesuai dengan kehendaknya. Akhirnya yang terjadi adalah stres luar biasa.

Karena itu  memperkuat iman kepada takdir, baik takdir yang menyenangkan maupun takdir yang menyedihkan adalah solusinya. Ihtiar untuk meraih cita-cita itu  amal shalih yang perlu terus digelorakan, akan tetapi meyakini bahwa hasil  di tangan Allah adalah cara cerdas menikmati kehidupan. (Muh. Nursalim)

Kamis, 24 November 2022

Siapa yang Memperoleh Kebaikan Orang Lain Hendaklah Membalasnya

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اسْتَعَاذَ بِاللَّهِ فَأَعِيذُوهُ وَمَنْ سَأَلَ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ وَمَنْ دَعَاكُمْ فَأَجِيبُوهُ وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

Dari Abdullah Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang memohon perlindungan dengan mengatasnamakan Allah , maka lindungilah dia. Dan siapa yang meminta dengan mengatasnamakan Allah, maka berilah ia. Dan siapa yang berbuat baik kepadamu, balaslah kebaikannya. Jika anda tidak mampu, maka doakanlah dia sampai dia tahu bahwa kalian telah memberinya yang setimpal.”

(Shahih) Ash Shahihah (254): [Abu Dawud: 9-Kitab Az Zakah, 38-Bab ‘Athiyatu Man Sa-ala billah].

Pelajaran yang terdapat didalam hadist :

1- Siapa yang memohon perlindungan dengan mengatasnamakan Allah , maka lindungilah dia. Kenapa? karena dia meminta kita atas nama Allah.

2- Dan siapa yang meminta dengan mengatasnamakan Allah, maka berilah ia. Karena dia telah mengagungkan nama Allah tentunya bila kita mampu dan tidak membawa madhorot.

3- Siapa yang memperoleh kebaikan orang lain hendaklah membalasnya supaya kita tidak ada hutang budi Kerena hutang budi itu sesuatu yang tidak enak dirasakan oleh seseorang. 

4- Siapa yang tidak mampu membalas kebaikan orang lain hendaklah dia mendo’akan kebaikan bagi orang tersebut diantaranya dengan membaca, jazakumullah khoiron.

5- Semoga kita bisa menjadi orang yang selalu membalas kebaikan atau budi orang lain paling tidak mendoakannya terutama pada orang tua dan orang yang telah memberikan kita banyak ilmu dalam masalah akhirat. Janganlah lupakan hal ini.

Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :

- Jika seorang meminta kepada kita tapi tidak mampu atau membawa madhorot walaupun dengan mengatasnamakan Allah tidak perlu dipenuhi. 

Dengan kata lain, seseorang tidak dibebani melainkan sebatas kesanggupannya. Hal ini merupakan salah satu dari lemah-lembut Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada makhluk-Nya dan kasih sayang-Nya kepada mereka, serta kebaikan-Nya kepada mereka.

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَها

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah: 286)

Rabu, 23 November 2022

Harus Mengenali Kekurangan dan Keburukan Diri



عَنْ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَان رضي اللَّه عنهِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ 

Dari Hudaifah bin Al Yaman semoga Allah meridhoinya berkata; "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang perkara-perkara kebaikan sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena aku takut akan menimpaku. Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa jahiliyyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?". Beliau menjawab: "Ya". Aku bertanya lagi; "Apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?". Beliau menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya ada "dukhn" (kotorannya) ". Aku bertanya lagi; "Apa kotorannya itu?". Beliau menjawab: "Yaitu suatu kaum yang memimpin tanpa mengikuti petunjukku, kamu mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari". Aku kembali bertanya; "Apakah setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?". Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan kedalamnya". Aku kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri) mereka kepada kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari kulit-kulit kalian dan berbicara dengan bahasa kalian". Aku katakan; "Apa yang baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?". Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama'atul miuslimin dan pemimpin mereka". Aku kembali berkata; "Jika saat itu tidak ada jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?". Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun kamu harus memakan akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran) ".(HR Bukhori dan Muslim).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: 

1- Sebagaimana seorang muslim dituntut untuk mengetahui berbagai macam kebaikan agar dapat mengamalkannya, begitu pula selayaknya bagi dia untuk mengetahui pelbagai macam keburukan agar mampu menghindarinya. Jika dicermati sejenak, betapa banyak kitab-kitab ulama terdahulu yang mengupas masalah dosa-dosa besar. Hal itu bertujuan untuk memperingatkan umat agar tidak terjerumus ke dalamnya.

2- Teladan tentang makrifat (terhadap keburukan) dengan tujuan menjauh darinya ini terambil dari sejarah perjalanan para shahabat Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– yang tertarbiyah dalam naungan wahyu dan berperikehidupan pada masa turun wahyu; (makrifat seperti ini) sebagaimana dikatakan oleh shahabat mulia Hudzaifah bin al-Yaman –radhiyallahu ‘anhu:

“Dulu orang-orang senantiasa bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, sementara aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena aku takut terjerumus ke dalam keburukan itu.” (Muttafaq ‘alaihi)

3- Terlebih lagi perkara kesesatan dan kebatilan, yang merupakan kezaliman terbesar, yang mampu menyeret manusia menjadi bahan bakar api neraka selama-lamanya. Sudah sepantasnyalah kita memahami hakikat kesesatan dan kebatilan itu sendiri. Karena siapa yang tidak mengetahuinya, dikhawatirkan akan terperosok di dalamnya tanpa disadarinya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh penyair Arab, Abu Faras al-Hamdani,

عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّر … رِ لَكِنْ لِتَوَقِّيهِ

وَمَنْ لَا يَعْرِفِ الشَّرَّ … مِنَ النَّاسِ يَقَعْ فيهِ!

“Aku mengetahui keburukan bukan untuk berbuat keburukan…

Akan tetapi agar mampu terhindar darinya…

Karena barang siapa dari manusia yang tidak mengetahui keburukan..

Suatu saat akan terjerumus ke dalamnya!”

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :


- Maka sebagaimana tauhid tidak akan diketahui kecuali dengan menjauhi lawannya, yaitu syirik, dan iman tidak akan terwujud kecuali dengan menjauhi hal yang menyelisihinya, yaitu kekufuran, demikian juga halnya dengan kebenaran, tidaklah kebenaran akan termurnikan kecuali dengan memahami secara cermat kesalahan. Persis seperti itu juga halnya dengan (pengetahuan akan) Sunnah. Tidaklah akan bersih pemahaman terhadap Sunnah, tidak pula akan terang alamat-alamatnya kecuali (jika disertai) dengan makrifat terhadap lawannya, yaitu bid’ah.

Bahkan sesungguhnya makrifat terhadap perkara-perkara beserta lawan-lawan dari perkara-perkara itu memang bersumber dari nilai-nilai Qurani yang agung sebagaimana firman Allah yang Maha Mulia:


 فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ


 “Karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 256).

Selasa, 22 November 2022


BAB : " Perihal Menjenguk Orang Sakit, Mengiringi Jenazah, Menshalatinya, Menghadiri Pemakamannya dan Berdiam Sementara Di Sisi Kuburnya Sesudah Dikuburkan "


ﺑِﺴْــــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ

[ كتاب عيَادة المريض وَتشييع المَيّت والصّلاة عليه وَحضور دَفنهِ وَالمكث عِنْدَ قبرهِ بَعدَ دَفنه ]

《《 باب عيادة المريض 》》

١ - عن البَرَاءِ بن عازِبٍ رضي الله عنهما، قَالَ: أمَرَنَا رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بعِيَادَةِ الْمَريضِ، وَاتِّبَاعِ الجَنَازَةِ، وَتَشْمِيتِ العَاطِسِ، وَإبْرَارِ الْمُقْسِمِ، وَنَصْرِ المَظْلُومِ، وَإجَابَةِ الدَّاعِي، وَإفْشَاءِ السَّلاَمِ. متفقٌ عَلَيْهِ.


٢ - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «حَقُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الجَنَائِزِ، وَإجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ العَاطِسِ». متفقٌ عَلَيْهِ.


٣ - وعنه، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ اللهَ - عز وجل - يَقُولُ يَومَ القِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدنِي! قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ؟! قَالَ: أمَا عَلِمْتَ أنَّ عَبْدِي فُلاَنًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَني عِنْدَهُ! يَا ابْنَ آدَمَ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمنِي! قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أطْعِمُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ؟! قَالَ: أمَا عَلِمْتَ أنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ أطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي! يَا ابْنَ آدَمَ، اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي! قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أسْقِيكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمينَ؟! قَالَ: اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلاَنٌ فَلَمْ تَسْقِهِ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي!». رواه مسلم.


٤- وعن أَبي موسى - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «عُودُوا المَريضَ، وَأطْعِمُوا الجَائِعَ، وَفُكُّوا العَانِي». رواه البخاري. «العاَنِي»: الأسيرُ.


٥ - وعن ثوبان - رضي الله عنه - عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إنَّ المُسْلِمَ إِذَا عَادَ أخَاهُ المُسْلِمَ، لَمْ يَزَلْ في خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ» قِيلَ: يَا رَسولَ الله، وَمَا خُرْفَةُ الجَنَّةِ؟ قَالَ: «جَنَاهَا». رواه مسلم.


٦ - وعن عليّ - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ: «مَا مِنْ مُسْلِم يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ ألْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبحَ، وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ في الْجَنَّةِ». رواه الترمذي ، وقال: «حديث حسن». «الخَريفُ»: الثَّمرُ الْمَخْرُوفُ، أيْ: الْمُجْتَنَى.


٧ - وعن أنسٍ - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ غُلاَمٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَمَرِضَ، فَأتَاهُ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأسِهِ، فَقَالَ لَهُ: «أسْلِمْ» فَنَظَرَ إِلَى أبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ؟ فَقَالَ: أَطِعْ أَبَا القَاسِمِ، فَأسْلَمَ، فَخَرَجَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ يَقُولُ: «الحَمْدُ للهِ الَّذِي أنْقَذَهُ منَ النَّارِ». رواه البخاري.

Syarah :

Dalam Bab ini menjelaskan Perihal Menjenguk Orang Sakit, Mengiringi Jenazah, Menshalatinya, Menghadiri Pemakamannya dan Berdiam Sementara Di Sisi Kuburnya Sesudah Dikuburkan

Adapun terkait hadits²nya antara lain :

1. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kita supaya menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah -yang akan dibawa ke kubur-, mentasymitkan orang bersin -yakni mendoakan supaya ia memperoleh kerahmatan Allah dengan mengucapkan: Yarhamukallah-, jikalau orang yang bersin itu mengucapkan: Alhamdulillah, melaksanakan sumpah, menolong orang yang dianiaya, mengabulkan undangan orang yang mengundang dan menyebarkan salam." (Muttafaq 'alaih).

2. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya itu ada lima perkara yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah-jenazah -yang akan dimakamkan-, mengabulkan undangan dan mentasymitkan orang yang bersin." (Muttafaq 'alaih).

3. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla itu akan berfirman nanti pada hari kiamat: "Hai anak Adam -yakni manusia-, Aku sakit, tetapi engkau tidak suka menjengukKu." Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat menjengukMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Adakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu sakit, tetapi engkau tidak suka menjenguknya. Tidakkah engkau mengetahui, bahwasanya apabila engkau menjenguknya, tentulah engkau akan mendapatkan Aku di sisinya? Hai anak Adam, Aku meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padaKu. Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat memberikan makanan padaMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Tidakkah engkau mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padanya. Adakah engkau tidak mengetahui, bahwasanya apabila engkau memberikan makanan padanya, tentulah engkau akan mendapatkan yang sedemikian itu di sisiKu. Hai anak Adam, Aku meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padaKu." Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat memberikan minuman padaMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Ada seorang hambaKu, si Fulan itu meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padanya. Andaikata saja engkau suka memberikan minuman padanya, tentulah engkau akan mendapatkan yang sedemikian itu di sisiKu." (Riwayat Muslim).

4. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tengoklah orang sakit, berikanlah makanan pada orang yang lapar dan merdekakanlah tawanan." (Riwayat Bukhari) At'aanii ialah orang yang tertawan.

5. Dari Tsauban r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya orang Islam itu apabila menjenguk saudaranya sesama Muslimnya -yang sakit-, maka tidak henti-hentinya ia berada di dalam tempat penuaian syurga sehingga ia kembali." Beliau s.a.w. ditanya: "Ya Rasulullah, apakah khurfah atau penuaian syurga itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu tempat di syurga yang -buah-buahannya- tinggal dipetik saja." (Riwayat Muslim).

6. Dari Ali r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang Muslimpun yang menjenguk saudaranya Muslim -yang sakit- di waktu pagi, melainkan ada tujuh puluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu petang dan jikalau ia menjenguknya itu di waktu petang, maka ada tujuh puluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya ia memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu pagi. Juga orang tersebut akan memperoleh tempat buah-buahan yang sudah waktunya dituai di dalam syurga." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Alkharif artinya ialah buah-buahan yang sudah waktunya dituai atau dipetik.

7. Dari Anas r,a., katanya: "Ada seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi s.a.w, lalu ia sakit. Ia didatangi oleh Nabi s.a.w. untuk menjenguknya. Beliau s.a.w. lalu duduk di dekat kepalanya, lalu bersabda padanya: "Masuklah agama Islam!" Anak itu lalu melihat kepada ayahnya yang ketika itu sudah ada di sisinya -seolah-olah anak tadi meminta pertimbangan pada ayahnya-. Ayahnya berkata: "Taatilah kehendak Abul Qasim" -yaitu Nabi s.a.w-. Anak itu lalu menyatakan masuk Islam, setelah itu Nabi s.a.w. keluar dan beliau bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari siksa api neraka." (Riwayat Imam Bukhari).

Riyadhus Sholihin [ رِيَاضُ الصَّالِحِيْن ]



Senin, 21 November 2022


Sifat Takut khauf dan Harap roja'

عن انس بن مالك رضي الله عنه قال :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى شَابٍّ وَهُوَ فِي الْمَوْتِ فَقَالَ كَيْفَ تَجِدُكَ قَالَ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنِّي أَرْجُو اللَّهَ وَإِنِّي أَخَافُ ذُنُوبِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا يَرْجُو وَآمَنَهُ مِمَّا يَخَافُ


Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata :

Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam datang kepada seorang pemuda yang hendak meninggal, maka beliau berkata: “Bagaimana keadaanmu?” Pemuda itu menjawab: “Demi Allah ya Rasulullah, sungguh saya sangat berharap kepada (rahmat) Allah dan saya sangat takut akan (siksa Allah) atas dosa-dosa saya.”Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam berkata: “Tidaklah dua perkara tersebut ada pada hati seorang hamba yang dalam kadaan seperti ini, kecuali Allah akan memberikan apa yang diharapkannya dan akan Allah amankan ia dari apa yang ditakutkannya.”

Dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi dan sanadnya hasan. Juga Imam Ibnu Majah dan Imam Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawa’id Az-Zuhd (halaman 34-35), juga Imam Ibnu Abid Dunya sebagaimana dalam At-Targhib (4/141) dan lihat juga dalam Al-Misykah-nya (1612).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1– Imam Ibnu Hajar

 al-‘Asqalani rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan ar-raja’ (berharap) adalah bahwa jika seorang hamba melakukan kesalahan (dosa atau kurang dalam melaksanakan perintah Allah) maka hendaknya dia bersangka baik kepada-Nya dan berharap agar Dia menghgapuskan (mengampuni) dosanya, demikian pula ketika dia melakukan ketaatan (kepada-Nya) dia berharap agar Allah menerimanya.

2- Adapun orang yang bergelimang dalam kemaksiatan kemudian dia berharap Allah tidak menyiksanya (pada hari kiamat) tanpa ada rasa penyesalan(takut ) dan (kesadaran untuk) meninggalkan perbuatan maksiat (tanpa melakukan taubat yang benar kepada Allah), maka ini adalah orang yang tertipu (oleh setan)”

3- Maka roja' dan khauf harus selalu ada pada  seseorang maka akan sampai  cinta, ridho dan  surga Allah, insya Alloh. 

Tema hadist yang berkaitan dengan Al - Qur'an :

1– Dua sifat inilah yang dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang paling mulia di sisi-Nya yaitu khouf dan roja', para Nabi dan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga Allah Ta’ala memuji mereka dalam firman-Nya,

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka (selalu) berdoa kepada Kami dengan (perasaan) harap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu‘” (QS al-Anbiyaa’:90).

2- Karena itulah Al-Hasan Al-Basri rahimahullah pernah mengatakan bahwa orang mukmin mengerjakan amal-amal ketaatan, sedangkan hatinya dalam keadaan takut, bergetar, dan khawatir; sementara orang yang durhaka mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat dengan penuh rasa aman.

Maka orang yang  merasa  aman dari  siksa Allah  termasuk  orang yang  rugi. 

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

Patutkah mereka (bersukaria) sehingga mereka merasa aman akan rancangan buruk (balasan azab) yang diatur oleh Allah? Kerana sebenarnya tidak ada yang merasa aman dari rancangan buruk (balasan azab) yang diatur oleh Allah itu melainkan orang-orang yang rugi.

[Surat Al-A'raf 99]

3- Orang yang  terlalu berat  khouf(takut) tanpa ada roja' maka bisa putus asa. Dan putus asa  sifat orang  kafir 


وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ


Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir".

[Surat Yusuf 87],

Minggu, 20 November 2022

 BETAPA BODOHNYA KITA

🌴 Kita mengetahui bahwa Sholat Sunnah dua raka'at sebelum Subuh...lebih mulia daripada dunia dan isinya

Akan tetapi sayang, kita mengabaikannya begitu saja, tanpa pernah menyesalinya...


🌴 Kita mengetahui, bahwa Sholat secara berjamaah itu akan mendapat lebih 27 derajat dibanding Shalat bersendirian.

Akan tetapi ruginya, kita masih tidak mampu untuk berjamaah di Masjid atau Surau.


🌴 Kita mengetahui, bahwa ucapan Subhaanallaahi wa bihamdihi sebanyak 100 kali dalam sehari akan menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan...


Akan tetapi sayang, berapa banyak hari kita yang berlalu tanpa kita mengucapkannya sedikitpun.


🌴 Kita mengetahui, bahwa pahala dua rakaat Dhuha setara dengan pahala 360 sedekah...

 Akan tetapi sayang, hari berganti hari tanpa kita melakukan sholat Dhuha.


🌴 Kita mengetahui, bahwa orang yang berpuasa sunnah karena Allah satu hari saja, akan dijauhkan wajahnya dari api Neraka sejauh 70 musim atau 70 tahun perjalanan..

tetapi sayang, kita tidak mau menahan lapar...dan haus..


🌴 Kita mengetahui, bahwa siapa yang menjenguk orang sakit akan diikuti oleh 70 ribu Malaikat yang memintakan ampun untuknya.

Tetapi sayang, kita belum juga menjenguk satu orang sakit pun minggu ini.


🌴 Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu membangun Masjid karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala walaupun hanya sebesar sarang burung, akan dibangunkan sebuah rumah di Syurga.

Akan Tetapi sayang, kita tidak tergerak untuk membantu pembangunan Masjid walaupun hanya dengan beberapa puluh ribu atau seribu rupiah.


🌴 Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu ibu tunggal dan anak yatimnya, pahalanya seperti berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, atau orang yang shalat sepanjang malam tanpa tidur.

Tetapi sayang, sampai saat ini kita tidak berniat membantu seorang pun anak yatim.


🌴 Kita mengetahui, bahwa orang yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an, baginya sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan di lipatgandakan sepuluh kali.

Tetapi sayang, kita tidak pernah meluangkan waktu membaca Al-Qur'an dalam jadwal harian kita.


🌴 Kita mengetahui, bahwa Haji yang mabrur, tidak ada pahala baginya kecuali Syurga, dan akan diampuni dosa-dosanya sehingga kembali suci seperti saat dilahirkan oleh ibunya.

Tetapi sayang, kita tidak bersemangat untuk melaksanakan Haji, padahal kita mampu melaksanakannya.


🌴 Kita mengetahui, bahwa orang mukmin yang paling mulia adalah yang yang paling banyak Shoalat Malam, dan bahwasanya Rasulullah shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya tidak pernah meremehkan Sholat Malam di tengah segala kesibukan dan jihad mereka.

Tetapi sayang kita terlalu meremehkan sholat malam.


🌴 Kita mengetahui, bahwa hari Kiamat pasti terjadi, tanpa ada keraguan, dan pada hari itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur.

Tetapi sayang, kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk hari itu.


🌴 Kita sering menyaksikan orang2 yang kita kenal dan kita sayangi meninggal mendahului kita.

Tetapi sayang, kita selalu hanyut dengan senda gurau dan permainan seakan kita mendapat jaminan hidup selamanya.

🌴 Ya Allah... betapa bodohnya diri ini


Ketika semua amalan itu berlalu tanpa sedikitpun penyesalanku.

🌴 Betapa tiada berartinya hidupku ini.

Aku menginginkan Surga....tapi aku tidak bersungguh sungguh utk menggapainya.

Usiaku berlalu begitu saja

Maka 1000 tahun pun usiaku... akan tiada artinya bagiku....jika SURGA itu hanya sekedar angan-angan belaka... tanpa adanya amalan yg nyata....

🌴 Salah seorang salaf berkata :

" Satu-satunya pembeda antara kita dan para sahabat dlm menginginkan Surga adalah mereka menginginkan Surga dgn amalan amalan,, sedangkan kita kita menginginkan Surga dgn hayalan dan angan-angan."

Semoga bermanfaat dan semoga Allah SWT memasukkan kita dan keluarga kita semua kedalam surga dunia dan surga akheratnya Allah SWT Aamiin Aamiin Aamiin Ya Robbal Alamin..

Barakallahu fiikum

 Berzikir (istighfar)


عنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضِي اللَّه عنْهُما قَال: قالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:

“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”


Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam :

“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Tidak diragukan lagi bahwa istighfar merupakan sebab terhapusnya dosa. Jika dosa telah terhapus maka akan memberikan dampak yang bermacam-macam.


2- Terkadang seorang yang terampuni dosanya ia akan mendapat rizki dan kebahagiaan dari setiap kesusahan dan kesedihan hidupnya.

3- Beristighfar dalam setiap nafasmu, maka Allah akan memberikan pertolongan yang tidak pernah engkau duga bahwa engkau akan mendapatkannya disaat–saat sulitmu.

4- Kadang kita nggak perlu banyak mikir tapi banyak zikir yaitu diantaranya adalah istghfar, ulama berkata,


لا تفكر كثيرا ,بل استغفر كثيرا فالله يفتح بالإستغفار أبوابا لا تفتح بالتفكير “


“Jangan terlalu banyak berpikir, tetapi banyaklah istighfar, karena Allah membuka pintu pintu yang tertutup dimana ia tidak bisa dibuka kecuali dengan istighfar.”


5- Sering kali ketika kita menghadapi masalah. Kita terlalu besar mengharap akan pikiran dan kemampuan kita untuk memecahkannya kemudian kita tidak melibatkan Allah di dalamnya, padahal bagi Allah sebesar apapun masalah untuk menyelesaikan cukup ia mengatakan “Kun fayakun.“ Jangan katakan engkau memiliki masalah besar tetapi katakanlah bahwa engkau memiliki Allah yang maha besar untuk menghadapi masalah-masalahmu.


Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :


1- Apabila kamu bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya serta taat kepada-Nya, maka Dia akan memperbanyak rezeki kalian dan menyirami kalian dengan keberkahan dari langit dan menumbuhkan bagi kalian keberkahan bumi sehingga bumi menjadi subur menumbuhkan tanamannya, dan bagi kalian air susu ternak kalian dan memberimu banyak harta dan anak-anak dan menjadikan bagi kalian kebun-kebun yang di dalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan dan di tengah-tengah (celah-celah)nya dibelahkan bagi kalian sungai-sungai yang mengalir.


فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً . يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً 


“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12 )


2- Perintah untuk banyak istighfar

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ


”Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.”(QS. Hud:3)


3- Dan firman Allah ta’ala tentang kisah Hud,


وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ


Dan (Hud berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52).

Sabtu, 19 November 2022


Larangan Mengejek Saudara yang Sedekahnya Hanya Sedikit


عن أبي مسعود عقبة بن عمرو الأنصاري البدري رضي الله عنه قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ آيةُ الصَّدَقَةِ كُنَّا نُحَامِلُ عَلَى ظُهُورِنَا، فَجَاءَ رَجُلٌ فَتَصَدَّقَ بِشَيءٍ كَثيرٍ، فقالوا: مُراءٍ، وَجَاءَ رَجُلٌ آخَرُ فَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ، فقالُوا: إنَّ اللهَ لَغَنيٌّ عَنْ صَاعِ هَذَا! فَنَزَلَتْ: {الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لا يَجِدُونَ إِلا جُهْدَهُمْ} [التوبة: 79]. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. 


Dari Abu Mas'ud yaitu 'Uqbah bin 'Amr al-Anshari al-Badri r.a.,katanya: "Ketika ayat sedekah turun, maka kita semua mengangkat sesuatu di atas punggung-punggung kita untuk memperolehi upah dari hasil mengangkatnya itu untuk disedekahkan. Kemudian datanglah seseorang lalu bersedekah dengan sesuatu yang banyak benar jumlahnya. Orang-orang sama berkata: "Orang itu adalah sengaja pamer saja memperlihatkan amalannya kepada sesama manusia dan tidak karena Allah Ta'ala melakukannya. Ada pula orang lain yang datang kemudian bersedekah dengan barang sesha' dari kurma. Orang-orang sama berkata: "Sebenarnya Allah pastilah tidak memerlukan makanan sesha'nya orang ini." Selanjutnya turun pulalah ayat yang artinya: "Orang-orang yang mencela kaum mu'minin yang memberikan sedekah dengan sukarela dan pula mencela orang-orang yang tidak mendapatkan melainkan menurut kadar kekuatan dirinya," (at-Taubah: 79) (Muttafaq 'alaih)


Pelajaran yang terdapat dalam hadits:


1- Sedekah menjadi amalan yang dianjurkan dalam agama Islam. Selain bernilai pahala, perbuatan yang satu ini juga dapat menjadi media untuk membantu sesama. Dalam bersedekah tidak pernah ditetapkan jumlah dan bentuknya kecuali sedekah wajib seperti zakat.


2- Kita dianjurkan bersedekah sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan tanpa unsur paksaan.


3- Dimata manusia banyak sedikitnya suatu sedekah menjadi hal yang diperhatikan. Banyak di antara mereka yang mengejek orang lain karena bersedekah lebih sedikit darinya. Hal yang demikian ini sering dijumpai dalam lingkungan tempat tinggal seperti adanya ejekan saudara. Tidak hanya dapat melukai perasaan orang yang diejek, ternyata juga ada hukumnya di dalam ajaran Islam.


4- Di dalam ajaran Islam, kaum muslimin dilarang untuk mencela atau mengejek saudaranya yang hanya bersedekah sedikit. Karena pada dasarnya, sedekah itu harus dilakukan secara ikhlas dan sesuai rezeki yang dimiliki. Tidak ada halangan bagi seseorang untuk bersedekah meskipun dengan sesuatu yang sangat sederhana. Selama benda yang ingin kita sedekahkan itu masih layak dan patut.


5- Tidak seharusnya kita menjadikan sedikitnya sedekah saudara sebagai bahan pembicaraan untuk mengejeknya. Jangan menghina seseorang yang sudah berbaik sekalipun perbuatan yang mereka lakukan sangat sederhana.


Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:


1- Apa yang disebutkan oleh ayat ini pun merupakan sebagian dari sifat orang-orang munafik. Tidak ada seorang pun yang luput dari celaan dan cemoohan mereka dalam semua keadaan, hingga orang-orang yang taat bersedakah pun tidak luput dari cercaan mereka.


الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ 


(Orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekah­kan) selain sekadar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.[ At-Taubah :79]


2- Mengejek orang lain yang sudah berbuat kebaikan juga akan dibalas oleh Allah SWT dengan azab untuk mereka.


وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

"Sesungguhnya telah pernah beberapa Rasul diejekan sebelum engkau. Maka turunlah balasan (azab) menimpa orang-orang yang mengejekan itu apa yang diejekannya." Al-An'am [6]: 10.

 Materi Khutbah Pahlawanku Teladanku 

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. 


 أَمَّا بَعْدُ فَيَآأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ ٱللّٰهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيمِ يَٰٓأَيُّهَاٱلَّذِينَءَامَنُوا۟ٱتَّقُوا۟ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ۦوَلَاتَمُوتُنَّ إِلَّاوَأَنتُم مُّسْلِمُونَ وقَالَ ايظا اعوذ بالله من الشيطان وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوها، إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ. (النحل: 18


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. 


Mengawali khutbah ini saya berwasiat pada diri sendiri dan kaum muslimin untuk selalu meningkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan langkah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Dengan kita bertaqwa kepada Allah menandai bahwa kita telah Mengungkapkan rasa syukur atas karunia nikmatnya yang telah diberikan oleh Allah swt. Syukur ini menjadi pemantik terus ditambahkannya nikmat-nikmat Allah swt yang padahal jika kita menghitungnya, maka tiada sanggup kita melakukannya. Allah berfirman: 


وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوها، إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ. (النحل: 18) 


Artinya: “Jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surat an-Nahl ayat 18). 


Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia


Barusan kemaren bangsa Indonesia telah memperingati hari pahlawan, yang mana mengingatkan Kembali pada ingatan kita akan perjuangan para pahlawan dan syuhada’ bangsa ini, dengan tagline “Pahlawanku Teladanku”. Tentu ini kita harus mensyukurinya, dan sudah menjadi kewajiban bagi kita generasi penerus bangsa untuk tetap mencontoh kebaikan para penduhulu bangsa ini. Jika pahlawan dulu berjuang dengan mengangkat senjata untuk mengusir para penjajah, maka tugas kita saat ini sebagai penerus adalah berjuang untuk mengusir kebodohan dan ketertinggalan sebagai modal menjaga kemerdekaan ini. 


Banyak sekali yang bisa kita teladani dari para pahlaawan dan syuhada’ kita, diantaranya keteguhan dalam memegang prinsip, Para pahlawan kita oleh Allah dikaruniai keteguhan dan kekuatan hati untuk senantiasa istiqamah berjuang dan tidak mudah terpengaruh oleh propaganda dan iming-iming dari para penjajah. Nilai ini selaras dengan firman Allah:


 فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ 


“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ (QS Hud: 112). 


Maka di era modern saat ini, kita jangan mudah terombang-ambing dari informasi yang ada di berbagai media, Jangan mudah terprovokasi oleh informasi-informasi yang bisa memunculkan perselisihan, Bukan hanya terkait dengan informasi-informasi umum saja, bahkan informasi terkait ilmu agama yang juga harus kita waspadai, jika bersumber dari tempat yang tidak jelas.


Kedua, keberanian, Pada masa dulu, yang membuat gentar para penjajah adalah keberanian para pejuang kita dalam memperjuangkan kemerdekaan. Walau bermodal hanya bambu runcing, namun para pejuang kita tetap tidak mundur setapak pun dan ketiga kesabaran dalam meraih kemerdekaan. Kita menyadari bahwa para pahlawan dan syuhada’ menghabiskan waktu mereka berjuang bukan hanya dalam hitungan satu atau dua tahun saja. Mereka membutuhkan ratusan tahun, dari satu generasi ke generasi berikutnya.


Nilai-nilai kesabaran ini bisa kita aplikasikan dalam perjuangan kita dalam mengisi kemerdekaan melalui kesabaran belajar bagi para generasi muda, kesabaran dalam bekerja bagi para orang tua, dan kesabaran dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan zaman oleh seluruh elemen masyarakat


Dengan penuh kesabaran, kita harus terus membangun dan memupuk bangsa ini, untuk menjaga keutuhan dan persatuan. Hanya dengan komitmen persatuanlah, baik ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia). Maka Bangsa ini tidak akan hancur dan bercerai berai.


Dengan menjaga persatuan ini, insya Allah kita juga bisa menjadi pahlawan. Bukan pahlawan yang merebut kemerdekaan dengan berperang mengangkat senjata, tetapi pahlawan yang mempertahankan kemerdekaan dengan cara mensyukurinya. 


Persatuan dan kebersamaan juga akan menjadi wasilah penjagaan dari Allah SWT sebagaimana hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:


 يَدُ اللهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ. (رواه الترمذي) 


Artinya, “Penjagaan Allah berada di atas kebersamaan.” 


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. 


Meneladani para pahlawan sekaligus mengisi kemerdekaan ini bisa menjadi barometer tingkat syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat kemerdekaan. Allah telah menegaskan bahwa jika kita bersyukur maka akan ditambah nikmat-Nya, tanah menjadi subur Masyarakat menjadi Makmur. Namun sebaliknya, jika kita tidak bersyukur dan menganggap enteng jerih payah perjuangan para pahlawan, maka tinggal menunggu waktu saja, adzab Allah akan datang kepada kita. Naudzubillah mindzalik. Rasulullah bersabda:


 لا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لا يَشْكُرُ النَّاسَ 


Artinya: “Tidak bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterimakasih kepada orang (lain)”. 


Allah berfirman dalam surat Ar-Rahman, ayat 13 telah mengingatkan manusia dengan sebuah pertanyaan:


 فَبِأَيِّ آلاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 


Artinya: “Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” 


Ayat ini diulang berkali-kali dan tentu bukan tanpa maksud. Kita diingatkan untuk senantiasa berfikir tentang kekuasaan Allah dalam wujud nikmat-nikmat yang kita terima. Dengan melakukan muhasabah atau introspeksi ini, maka tentunya kita tidak akan menjadi golongan orang-orang yang kufur nikmat. 


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Oleh karenanya, pada momentum kali ini, mari kita kuatkan lagi rasa syukur kita atas nikmat hari pahlawan dengan meraih kemerdekaan, yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kusuma bangsa. Semoga kita bisa meneladani mereka sebagai modal untuk mengisi kemerdekaan ini. Amin.


وَٱلْعَصْرِ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِٱلصَّبْرِ


 بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.


 أَقُوْلُ قَوْلِي هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم




 Khutbah II 


اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ 


عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ



Rabu, 26 Agustus 2020

Hari Rabu besok Insya Allah tgl.19 Agustus Akhir Tahun 1441H
Habis ashar baca Doa Akhir Tahun. Habis maghrib baca Doa Awal Tahun lalu baca Yasin 3x.

Besoknya Pas Awal Tahun tgl. 1Muharom
Baca Ayat Kursi 360x (total hari setahun)
Disertai Bismillah setiap bacanya.
Fadilahnya:  اِنْ شَآ ءَ اللّهُ
Akan dijaga dari segala kejahatan dan sihir sepanjang tahunTgl.9 Muharom: Puasa Tasuha, Tgl.10 Muharom: Puasa Asyura

Fadilahnya menghapus dosa setahun

Kenapa Nabi menyarankan puasa 2 hari...??!
Karena tidak mau disamakan dengan orang. Yahudi...
Ternyata orang Yahudi tgl.10 Muharom puasa juga untuk menghormati Nabi Musa.

Buat para suami resep dari Nabi muhammad agar lancar rizkinya 🤲:

Yg dilalukan di tgl.10 Muharom, selain puasa:
Ada hadis Shohih
yg berbunyi :
" Siapa yg meluaskan nafkah pada keluarganya pada hari Asyuro maka اَللّهُ  akan meluaskan rizkinya sepanjang tahun"

dari hadis itu intinya disuruh nambah uang belanja istrinya😁 اِنْ شَآ ءَ اللّهُ
😀😀😀

Sepanjang tahin rizkinya luas...aamiin اِنْ شَآ ءَ اللّهُ
🤲🤲🤲

Menurut hadis yg Dhoif
(Walaupun hadis dhoif jika menyarankan kebaikan maka lakukan)

Tgl.10 Muharom:
Sedekah pd Anak Yatim dan Duafa
jenguk orang sakit
kunjungi GURU & ORTU

Menulis 113 Bismillah di Awal Muharam  Imam Muhammad Haqqiy an-Naziliy rahimahullah mencatatkan dalam kitabnya Khazinatul Asrar Jalilatul Adzkar halaman 92:

Siapa saja yang menulis:  

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebanyak 113 kali pada tanggal 1 Muharram di kertas, maka dirinya dan keluarganya akan diberikan perlindungan dari segala musibah dan keburukan selama seumur hidup.

ADAPUN CARANYA :  

▪Hendaknya menulis kalimah
Bismillahir Rahmanir Rahim (tulisan arab) pada tanggal 1 Muharram
▪Dilakukan dalam keadaan berwudhu,  
▪Menghadap qiblat,  
▪Menutup aurat dan tidak berbicara  
▪Niat lidaf'ul bala (tolak bala), Tahshin (benteng) dan jalbul manafi' (memperoleh manfaat) semata-mata bertabarruk dengan ayat al-Qur'an Bismillahir Rahmanir Rahim dan salah satu bulan yang dimuliakan yaitu bulan Muharram.

 Syekh Muhyiddin Zadah dalam kitab Hasyiyah Tafsir al-Baidhawiy juz 1 halaman: 45 mengutip riwayat dari Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Rahimahullah yang menyatakan:

 طولوا الباء وأظهروا السين ودوروا الميم تعظيما لكتاب الله


Menulis 113 Bismillah di Awal Muharram

Imam Muhammad Haqqiy an-Naziliy rahimahullah mencatatkan dalam kitabnya Khazinatul Asrar Jalilatul Adzkar halaman 92:

Siapa saja yang menulis:

بسم الله الرحمن الرحيم


Sebanyak 113 kali pada tanggal 1 Muharram di kertas, maka dirinya dan keluarganya akan diberikan perlindungan dari segala musibah dan keburukan selama seumur hidup.

ADAPUN CARANYA :

▪Hendaknya menulis kalimah Bismillahir Rahmanir Rahim (tulisan arab) pada tanggal 1 Muharram
▪Dilakukan dalam keadaan berwudhu,
▪Menghadap qiblat,
▪Menutup aurat dan tidak berbicara
▪Niat lidaf'ul bala (tolak bala), Tahshin (benteng) dan jalbul manafi' (memperoleh manfaat) semata-mata bertabarruk dengan ayat al-Qur'an Bismillahir Rahmanir Rahim dan salah satu bulan yang dimuliakan yaitu bulan Muharram.

Syekh Muhyiddin Zadah dalam kitab Hasyiyah Tafsir al-Baidhawiy juz 1 halaman: 45 mengutip riwayat dari Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Rahimahullah yang menyatakan:

طولوا الباء وأظهروا السين ودوروا الميم تعظيما لكتاب الله


Panjangkan huruf Ba dan  (perjelas) huruf Sin dengan giginya dan bulatkan huruf Mim dengan lubang ketika menulis بسم الله sebagai bentuk penghormatan kepada al-Qur'an.

Boleh dimulakan waktu penulisannya sejak adzan maghrib ketika sudah muncul hilal (bulan muda) hari pertama pergantian tahun tanggal 1 bulan Muharram dan berakhir ketika adzan besok malamnya.

Setelah menulis 113 bismillahir rahmanir rahim dianjurkan untuk membaca doa sesuai hajat yang diinginkan kemudian tulisan 113 bismillah tadi disimpan di dalam tempat yang layak .

Kenapa sebanyak 113 ada rahsia apa pada bilangan 113?

Jawapannya:
Sebab jumlah surat dalam al-Qur'an ada 114 surah dan surah-surah tersebut semuanya diawali dengan bismillahir rahmanir rahim kecuali satu surat saja yakni surat at-Taubah. Jadi yang diawali dengan bismillah hanya 113 surah.

Doa setelah menulis 113 Basmalah antara lain:

اللهمّ انّى اسألك بفضل بسم الله الرحمن الرحيم وبحقّ بسم الله الرحمن الرحيم وبهيبة بسم الله الرحمن الرحيم وبمنزلة بسم الله الرحمن الرحيم ارفع قدري ويسّرلى امري واشرح صدري يامن هو كهيــعص حمعسـق المّ المّص المر حـم الله لااله الاهو الحيّ القيّوم بسرّ الهيبة والقدرة وبسرّ الجبروت والعظمة اجعلنى من عبادك المتّقين واهل طاعتك المحـبّين وارزقنى علمانافعا ياربّ العالمين وصلّى الله على سيّدنامحمّد وعلى آله وصحبه وسلّم


Diambil dari kitab Ittihaful Amajid Binafaisil Fawaid karya Abu Mun'yah as-Syakunjiy.

Semoga bermanfaat. Silakan share.
==============================
source wan fadhil wa

Wallahua'lam...

Senin, 14 Maret 2011

masa update