![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6zZev0TJK8Vy0JhmPC4QG_XmxtVrT701SYTfIReJM0kotA4OkJR6J607hIrTkPSGfll04_dMgNS519itwlMDQ322QXpJlxPRCkXxgGnKWZPGGmnoRJSlILDTt2Ie3Ah_KyIWcCFg6Qbk/s1600/kartun-dialog-ngaji-dakwah.jpg)
Keistimewaan Hari ‘Asyura (10 Muharram)
Dalam sebuah
hadits kita dapat melihat bahwa ternyata tanggal 10 Muharram merupakan
tanggal yang istimewa dalam sejarah kenabian.
“Tatkala
Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam datang ke Madinah, beliau melihat
orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau shalallaahu
‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab,
“Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari
musuhnya, maka Musa alaihis salam berpuasa pada hari ini. Nabi
shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa
dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan
memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. (HR. Al Bukhari)
Puasa Muharam
Kebiasaan
berpuasa di hari ‘Asyura ini sepertinya sudah dilakukan Nabi saw. sejak
awal kenabian. Hal ini tersirat dari hadits berikut.
Dan dari Aisyah radhiallahu anha, ia mengisahkan,
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ
عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ
شَاءَ أَفْطَرَ
“Dahulu
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di
hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang
ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang
ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)
Jadi,
setelah diwajibkannya puasa Ramadhan, puasa Muharram di hari ‘Asyura
menjadi sunnah hukumnya. Sebelumnya Rasulullaah saw. sangat menekankan
agar kaum muslimin berpuasa di hari ke sepuluh bulan muharram itu.
Keutamaan puasa ini juga sangat besar sehingga Nabi saw. menekankan dalam haditsnya:
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram,… [HR Muslim]
Dan tentang puasa ‘Asyura, pahalanya adalah pengampunan atas dosa setahun sebelumnya:
Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu,
وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”. [Sunan Abu Dawud]
Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura
Puasa
Muharram atau ‘Asyura sebagaimana tersirat pada arti kata ‘asyura adalah
pada 10 Muharram. Namun ada satu riwayat hadits yang mengindikasikan
bahwa Nabi saw. akan melaksanakan puasa ini pada tanggal 9 Muharram
sebagai cara untuk tidak menyamai dengan orang-orang Yahudi dan Nashrani
yang pada saat itu merayakan hari ‘asyura. Namun hal ini belum sempat
dilakukan oleh Nabi saw. karena beliau telah wafat.
“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)” [HR Muslim]
Dan dari Ibnu Abbas juga, Rasulullah SAW bersabda,
“Puasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi.”
(HR. Muslim).
“Puasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi.”
(HR. Muslim).
Sebagian
besar ulama berpendapat bahwa pelaksanaan puasa yang paling selamat
adalah tanggal 9 dan 10 Muharram. Tanggal 10 Muharram sebagai kebiasaan
Nabi saw sebelumnya dan ditambah dengan puasa tanggal 9 (puasa Tasyu’a)
sebagai pembeda dengan kebiasaan orang Yahudi dan Nashrani. source: www.al-habib.info Semoga bermanfaat.
Menengok sejarah bulan Asyura` bagi umat islam
Bulan Rajab
adalah salah satu dari empat bulan suci (haram) yang telah Allah
tetapkan sejak diciptakannya langit dan bumi. Hal ini memberikan
keistimewaan tersendiri bagi bulan Rajab. Selain itu, kedatangan bulan
Rajab juga sering dipandang sebagai semakin dekatnya Ramadhan, tuan dari
segala bulan. Karenanya, kaum muslimin menyambutnya dengan doa
atau mengisinya dengan persiapan menyambut bulan puasa. Mereka yang
mempunyai hutang puasa di tahun sebelumnya akan bersegera mengganti
puasa tersebut di bulan ini.
Meskipun
tidak ada ibadah khusus yang disyariatkan pada bulan Rajab, namun bulan
ini dipandang istimewa oleh sebagian besar kaum muslimin karena adanya
peristiwa Isra’ dan Mi’raj (Benarkah Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab?).
Peristiwa bersejarah itu menjadi istimewa karena sejak saat itulah kaum
muslimin diwajibkan melaksanakan sholat lima waktu. Ibadah sholat ini
menjadi pilar utama agama islam dan menjadi indikator amal kebaikan
seseorang di mata Allah.
Peristiwa Bersejarah dalam Islam di Bulan Rajab
Bulan Rajab
juga menjadi saksi dari beberapa peristiwa bersejarah dalam islam, yaitu
Perang Tabuk, Penaklukan Yerusalem oleh Shalahuddin Al Ayubi, dan
Keruntuhan Khilafah Utsmaniyah Turki.
Pada bulan
Rajab tahun 9 H, Rasulullah saw. bersama 30 ribu pasukan kaum muslimin
pergi meninggalkan Madinah menuju Tabuk di wilayah Syam (Suriah).
Ekspedisi ini bertujuan untuk menghadapi pasukan Romawi yang sudah
bersiap di sana. Pasukan kaum muslimin bergerak menembus panasnya cuaca
saat itu melewati ratusan kilometer gurun pasir. Mendengar kedatangan
pasukan yang sedemikian besar dan pantang menyerah serta dipimpin oleh
Nabi Muhammad sendiri, pasukan Romawi sudah merasa kalah. Mereka
berkecut hati dan mundur ke benteng mereka. Akhirnya, kaum muslimin
berhasil menguasai Tabuk tanpa perlawanan yang berarti. Dengan
kemenangan dalam Perang Tabuk ini, maka kekuatan islam memperkokoh
kedudukannya di seluruh Jazirah Arab.
Di bulan
Rajab pulalah, pada tahun 583 H (1187 M), Shalahudin Al Ayubi memimpin
pasukannya berangkat ke Yerusalem untuk membebaskannya dari cengkeraman
pasukan perang salib yang telah menguasainya selama hampir satu abad.
Beberapa bulan sebelumnya, pasukan Shalahudin juga telah mengalahkan 2
pasukan perang salib dalam Perang Hittin. Kemenangan Shalahudin
sangatlah istimewa karena berhasil mengembalikan bumi Isra’ Mi’raj dan
kiblat pertama kaum muslimin ke dalam pangkuan islam. Selain itu,
kemenangan ini juga mencegah penguasaan kaum kristiani atas tanah dan
negeri kaum muslimin.
Selain
kemenangan bersejarah, bulan Rajab juga menjadi saksi kekalahan dan
kemunduran kaum muslimin. Tujuh ratus enam puluh tahun kemudian,
tepatnya pada 28 Rajab 1342 H (3 Maret 1924 M), Khilafah Islamiyah
dihapus secara resmi oleh Mustafa Kemal Pasha di Turki. Institusi yang
menyatukan seluruh kaum muslimin di dunia ini hancur pada saat itu.
Tidak ada lagi satu institusi yang menjadi pelindung bagi kaum muslimin
secara global. Tidak ada lagi institusi yang menjamin terlaksananya
syariat islam dan hukum-hukum Allah di muka bumi. Tameng pelindung jiwa,
kehormatan, harta dan kekayaan kaum muslimin telah dilenyapkan sehingga
kaum muslimin hanya menjadi santapan lezat yang diperebutkan oleh kaum
kolonialis dan kapitalis. Khilafah itu kini berganti menjadi
negara-negara sekuler yang tercerai berai di seluruh dunia.
Demikianlah
beberapa peristiwa sejarah penting yang terjadi di bulan Rajab. Semoga
kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran darinya.
Hari ‘Asyura
berasal dari bahasa arab yang artinya hari ke sepuluh di bulan
Muharram. Hari ini memiliki keistimewaan tersendiri di dalam islam. Nabi
Muhammad saw. biasa berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya
untuk melakukan hal serupa.Keistimewaan Hari ‘Asyura (10 Muharram)
Dalam sebuah
hadits kita dapat melihat bahwa ternyata tanggal 10 Muharram merupakan
tanggal yang istimewa dalam sejarah kenabian.
“Tatkala
Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam datang ke Madinah, beliau melihat
orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau shalallaahu
‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab,
“Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari
musuhnya, maka Musa alaihis salam berpuasa pada hari ini. Nabi
shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa
dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan
memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. (HR. Al Bukhari)
Puasa Muharam
Kebiasaan
berpuasa di hari ‘Asyura ini sepertinya sudah dilakukan Nabi saw. sejak
awal kenabian. Hal ini tersirat dari hadits berikut.
Dan dari Aisyah radhiallahu anha, ia mengisahkan,
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ
عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ
شَاءَ أَفْطَرَ
“Dahulu
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di
hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang
ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang
ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)
Jadi,
setelah diwajibkannya puasa Ramadhan, puasa Muharram di hari ‘Asyura
menjadi sunnah hukumnya. Sebelumnya Rasulullaah saw. sangat menekankan
agar kaum muslimin berpuasa di hari ke sepuluh bulan muharram itu.
Keutamaan puasa ini juga sangat besar sehingga Nabi saw. menekankan dalam haditsnya:
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram,… [HR Muslim]
Dan tentang puasa ‘Asyura, pahalanya adalah pengampunan atas dosa setahun sebelumnya:
Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu,
وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”. [Sunan Abu Dawud]
Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura
Puasa
Muharram atau ‘Asyura sebagaimana tersirat pada arti kata ‘asyura adalah
pada 10 Muharram. Namun ada satu riwayat hadits yang mengindikasikan
bahwa Nabi saw. akan melaksanakan puasa ini pada tanggal 9 Muharram
sebagai cara untuk tidak menyamai dengan orang-orang Yahudi dan Nashrani
yang pada saat itu merayakan hari ‘asyura. Namun hal ini belum sempat
dilakukan oleh Nabi saw. karena beliau telah wafat.
“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)” [HR Muslim]
Dan dari Ibnu Abbas juga, Rasulullah SAW bersabda,
“Puasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi.”
(HR. Muslim).
“Puasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi.”
(HR. Muslim).
Sebagian
besar ulama berpendapat bahwa pelaksanaan puasa yang paling selamat
adalah tanggal 9 dan 10 Muharram. Tanggal 10 Muharram sebagai kebiasaan
Nabi saw sebelumnya dan ditambah dengan puasa tanggal 9 (puasa Tasyu’a)
sebagai pembeda dengan kebiasaan orang Yahudi dan Nashrani. source: www.al-habib.info Semoga bermanfaat.
Menengok sejarah bulan Asyura` bagi umat islam
Bulan Rajab
adalah salah satu dari empat bulan suci (haram) yang telah Allah
tetapkan sejak diciptakannya langit dan bumi. Hal ini memberikan
keistimewaan tersendiri bagi bulan Rajab. Selain itu, kedatangan bulan
Rajab juga sering dipandang sebagai semakin dekatnya Ramadhan, tuan dari
segala bulan. Karenanya, kaum muslimin menyambutnya dengan doa
atau mengisinya dengan persiapan menyambut bulan puasa. Mereka yang
mempunyai hutang puasa di tahun sebelumnya akan bersegera mengganti
puasa tersebut di bulan ini.
Meskipun
tidak ada ibadah khusus yang disyariatkan pada bulan Rajab, namun bulan
ini dipandang istimewa oleh sebagian besar kaum muslimin karena adanya
peristiwa Isra’ dan Mi’raj (Benarkah Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab?).
Peristiwa bersejarah itu menjadi istimewa karena sejak saat itulah kaum
muslimin diwajibkan melaksanakan sholat lima waktu. Ibadah sholat ini
menjadi pilar utama agama islam dan menjadi indikator amal kebaikan
seseorang di mata Allah.
Peristiwa Bersejarah dalam Islam di Bulan Rajab
Bulan Rajab
juga menjadi saksi dari beberapa peristiwa bersejarah dalam islam, yaitu
Perang Tabuk, Penaklukan Yerusalem oleh Shalahuddin Al Ayubi, dan
Keruntuhan Khilafah Utsmaniyah Turki.
Pada bulan
Rajab tahun 9 H, Rasulullah saw. bersama 30 ribu pasukan kaum muslimin
pergi meninggalkan Madinah menuju Tabuk di wilayah Syam (Suriah).
Ekspedisi ini bertujuan untuk menghadapi pasukan Romawi yang sudah
bersiap di sana. Pasukan kaum muslimin bergerak menembus panasnya cuaca
saat itu melewati ratusan kilometer gurun pasir. Mendengar kedatangan
pasukan yang sedemikian besar dan pantang menyerah serta dipimpin oleh
Nabi Muhammad sendiri, pasukan Romawi sudah merasa kalah. Mereka
berkecut hati dan mundur ke benteng mereka. Akhirnya, kaum muslimin
berhasil menguasai Tabuk tanpa perlawanan yang berarti. Dengan
kemenangan dalam Perang Tabuk ini, maka kekuatan islam memperkokoh
kedudukannya di seluruh Jazirah Arab.
Di bulan
Rajab pulalah, pada tahun 583 H (1187 M), Shalahudin Al Ayubi memimpin
pasukannya berangkat ke Yerusalem untuk membebaskannya dari cengkeraman
pasukan perang salib yang telah menguasainya selama hampir satu abad.
Beberapa bulan sebelumnya, pasukan Shalahudin juga telah mengalahkan 2
pasukan perang salib dalam Perang Hittin. Kemenangan Shalahudin
sangatlah istimewa karena berhasil mengembalikan bumi Isra’ Mi’raj dan
kiblat pertama kaum muslimin ke dalam pangkuan islam. Selain itu,
kemenangan ini juga mencegah penguasaan kaum kristiani atas tanah dan
negeri kaum muslimin.
Selain
kemenangan bersejarah, bulan Rajab juga menjadi saksi kekalahan dan
kemunduran kaum muslimin. Tujuh ratus enam puluh tahun kemudian,
tepatnya pada 28 Rajab 1342 H (3 Maret 1924 M), Khilafah Islamiyah
dihapus secara resmi oleh Mustafa Kemal Pasha di Turki. Institusi yang
menyatukan seluruh kaum muslimin di dunia ini hancur pada saat itu.
Tidak ada lagi satu institusi yang menjadi pelindung bagi kaum muslimin
secara global. Tidak ada lagi institusi yang menjamin terlaksananya
syariat islam dan hukum-hukum Allah di muka bumi. Tameng pelindung jiwa,
kehormatan, harta dan kekayaan kaum muslimin telah dilenyapkan sehingga
kaum muslimin hanya menjadi santapan lezat yang diperebutkan oleh kaum
kolonialis dan kapitalis. Khilafah itu kini berganti menjadi
negara-negara sekuler yang tercerai berai di seluruh dunia.
Demikianlah
beberapa peristiwa sejarah penting yang terjadi di bulan Rajab. Semoga
kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran darinya.